1. Kota Jeneponto
Pulau Harapan berada di sebelah barat Jeneponto dan dapat ditempuh sekitar 20 menit dengan menggunakan perahu motor dari Mallasoro.
pulau ini masih sangat alami. Di sana kita akan ditemani dengan pemandangan pepohonan yang rindang dan sejuk di sekeliling pulau. Keakraban dan keramahan penduduk setempat membuat suasana tenang penuh kedamaian.
Tempat wisata yang kedua adalah Makam Raja - Raja Binamu. kompleks ini sering dikunjungi oleh peneliti, sejarawan, dan juga masyarakat umum.
kuburan Raja-2 Binamu berada di Kecamatan Bontoramba yang berjarak sekitar 16 km dari Bontosunggu, didalam lokasi kuburan dapat kita temui berbagai macam dan bentuk bangunan kuburan yang juga melambangkan strata sosial atau tingkatan struktur kehidupan masyarakat dan pemerintahan kerajaan Binamu pada masa itu.
2. Kota Bantaeng
Pantai Marina Korong Batu adalah obyek wisata yang cukup baru di Bantaeng, disana kalian bisa melihat pemandangan pantai yang indah dan juga bermain banana boat serta permainan lainnya. selain itu, di pantai ini juga terdapat beberapa gazebo untuk beristirahat dan juga ada pasar wisata dimana para wisatawan bisa berbelanja berbagai souvenir ataupun makanan/minuman untuk mengisi perut. Tempat wisata ini juga berencana untuk membangun lapangan tenis, tempat bermain volley pantai, cottage, villa, cafe/resto, hotel dan juga kolam renang.
di Bantaeng juga terdapat Makam Raja-Raja La Tenri Ruwa yang merupakan salah satu bukti bahwa pada masa lampau Kerajaan Bantaeng pernah berjaya. Tempat ini terletak di Lingkungan Lembang Cina, Keurahan Pallantikang, Kecamatan Bantaeng. Nama Makam Raja-Raja La Tenri Ruwa berasal dari nama raja Bantaeng yang pertama kali memeluk agama Islam. Disini terdapar 159 makam yang terbentuk dari batu padas, batu bata, dan batu kapur.
3. Kota Gowa
Malino merupakan kawasan wisata yang memiliki panorama alam yang sangat menakjubkan. Kawasan ini berada di ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut terdapat Hutan Wisata Malino atau lebih dikenal dengan sebutan Hutan Pinus, karena terdapat banyak deretan pohon pinus yang tumbuh subur, kokoh, dan rindang.
Selain itu, di kawasan ini juga terdapat tumbuhan peninggalan Belanda yang terbilang langka, seperti tumbuhan edelweiss dan pohon turi yang bunganya berwarna orange, serta jenis bunga masamba yang berubah warna setiap bulan.
Disekitar kawasan wisata ini terdapat juga perkebunan markisa yang menghasilkan minuman khas Kota Malino, yaitu jus markisa dan beberapa tempat wisata lainnya, seperti, Air Terjun Takapala yang terletak di Bulutana, air Terjun Lembanna yang berada sekitar 8 km dari Kota Malino, Pemandian Lembah Biru, Perkebunan The di daerah Pattapan, dan Tanaman Holtikultura di daerah Karenpia.
Kawasan wisata ini terletak di sebelah selatan Kota Makassar, tepatnya di Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, sekitar 70 km dari Kota Sungguminasa (Gowa) atau 90 km dari Kota Makassar.
Disekitar kawasan wisata ini terdapat juga perkebunan markisa yang menghasilkan minuman khas Kota Malino, yaitu jus markisa dan beberapa tempat wisata lainnya, seperti, Air Terjun Takapala yang terletak di Bulutana, air Terjun Lembanna yang berada sekitar 8 km dari Kota Malino, Pemandian Lembah Biru, Perkebunan The di daerah Pattapan, dan Tanaman Holtikultura di daerah Karenpia.
Kawasan wisata ini terletak di sebelah selatan Kota Makassar, tepatnya di Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, sekitar 70 km dari Kota Sungguminasa (Gowa) atau 90 km dari Kota Makassar.
Makam Sultan Hassanudin.Di makam ini terdapat informasi tentang sejarah hidup Sultan Hasanuddin dan kita juga dapat melihat makam Raja Gowa lainnya, seperti Sultan Alauddin dan makam Raja Tallo. Disekitar makam ini juga terdapat sebuah mesjid kuno yang dibangun pada tahun 1630.
Makam ini terletak di Komplek Pemakaman di jalan Palantika, Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Makam ini terletak di Komplek Pemakaman di jalan Palantika, Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Museum Balla Lompoa merupakan rekonstruksi dari Istana Kerajaan Gowa yang didirikan oleh pemerintahan Raja Gowa ke-31 pada tahun 1936. Arsitektur bangunan ini berbentuk rumah khas orang Bugis, yaitu rumah panggung yang terbuat dari kayu ulin atau kayu besi. Dibangun di atas lahan seluas satu hektar yang dibatasi oleh pagar tembok yang tinggi.
Bangunan ini terdiri dari dua bagian, ruang utama seluas 60 x 40 meter yang di dalamnya terdapat kamar pribadi raja, tempat penyimpanan benda-benda bersejarah, bilik kerajaan dengan luas masing-masing bilik berukuran 6 x 5 meter, dan ruang teras (ruang penerima tamu) seluas 40 x 4,5 meter.
Bangunan ini banyak dilengkapi jendela yang merupakan cirri khas rumah bugis dengan ukuran masing-masing jendela adalah 0,5 x 0,5 meter. Museum ini merupakan tempat penyimpanan koleksi benda-benda Kerajaan Gowa.
Museum Balla Lompoa ini terletak di Jalan Sultan Hasanuddin No. 48 Sungguminasa, Somba Opu, Kabupaten Gowa, yang berbatasan langsung dengan Kota Makassar.
Bangunan ini banyak dilengkapi jendela yang merupakan cirri khas rumah bugis dengan ukuran masing-masing jendela adalah 0,5 x 0,5 meter. Museum ini merupakan tempat penyimpanan koleksi benda-benda Kerajaan Gowa.
Museum Balla Lompoa ini terletak di Jalan Sultan Hasanuddin No. 48 Sungguminasa, Somba Opu, Kabupaten Gowa, yang berbatasan langsung dengan Kota Makassar.